Januari 2015 - Wisata Nusantara

Mahakarya Alam Gunung Prahu Wonosobo Jawa Tengah

Saya Ahmad Roqib, saya menyukai dunia traveling sejak masuk di bangku kuliah semester dua , waktu itu saya kuliah sambil bekerja dan pekerjaan saya menjadi foto gajah yang bekerja sama dengan Pemkab Pekalongan Wisata Linggo Asri Kajen. Dari situlah saya mengenal beberapa wisata yang ada di Jawa Tengah karena pekerjaan saya keliling Jawa Tengah, namun sebenarnya wisata yang paling saya sukai adalah wisata alam dan gunung maka sejak saat itu ketika libur semester tiba saya pasti mendaki gunung baik di Jawa Tengah Jawa Timur, dan Jawa Barat namun yang paling berkesan dihati saya adalah ketika saya berwisata ke gunung prahu Wonosobo dan wisata wisata di daerah Dieng, disamping warga di lereng gunung prahu yang ramah disitu juga banyak keunikan dan keindahan yang saya dapati ada beberapa keunikan seperti:

Carica Gratis dari Warga Untuk Pendaki Gunung 
Foto  Milik Ahmad Roqib
Sesuatu yang tidak biasa dan saya tidak pernah menjumpai di tempat wisata wisata yang lain, saya juga tidak tau kenapa mereka mau melakukan ini, jika dipikir pikir apabila dijual saja pasti para pendaki dan wisatawan yang akan membelinya disamping itu bisa dijadikan oleh-oeleh atau sekedar pelepas dahaga sehabis turun gunung, sungguh kesederhanaan yang sudah langka di Indonesia untuk jaman sekarang ini dan kita generasi mudah harus bisa mencontohnya karena kekayaan itu tidak harus diukur dengan berlimpahnya harta, kebahagiaan orang yang memberi adalah sebuah kekayaan yang tidak bisa dinilai dengan angka kita perlu mencontoh orang orang seperti ini.

Anak dengan Rambut Gimbal 
Foto  Milik Ahmad Roqib

Mungkin ketika anda brosing di internet mengenai anak gimbal yang ada di wonosobo anda hanya akan melihat fotonya saja, itulah beberapa kunikan yang aku dapati ketika berwisata disana kami melihat langsung anak itu, konon katanya menurut artikel yang saya baca, bocah gimbal ini adalah keturunan bangsawan wonosobo dan konon katanya lagi untuk memotong rambut gimbalnya ini harus ada ritual khusus dan didalam ritual itu permintaan apa saja oleh anak tersebut harus di turuti karena kalau tidak anak akan menjadi sakit sehabis dipotong dan rambut gimbalnya akan tumbuh lagi ngerih juga ya, dan tradisi ruat atau potong gimbal ini diadakan setiap tahun di dieng bersamaan dengan Culture Festival atau acara acara lain yang sejenis didalam acara tersebut biasanya banyak event seperti pelepasan liontin atau pelepasan balon, dan acara acara culture lain, dan untuk menikmati itu semua anda harus pantau terus website Dinas Pariwisata Jawa Tengah www.central-java-tourism.com Biasanya pada bulan bulan juli sampai agustus.

Keindahan Gunung Sindoro Sumbing 
Foto Milik Ahmad Roqib

Saya tidak bisa menuliskan betapa saya sangat senang dan bahagia ketika melihat sunrise di atas gunung prahu wonosobo, di puncak teletubis, tidak hanya ada rumput yang hijau, bunga bunga, tenda-tenda pendaki pelengkap keindahan itu, atau awan berada di bawah kita namun juga kita bisa melihat gunung sumbing dan gunung sindoro berjejer sungguh luar biasa, tidak hanya itu kita juga akan melihat danau telaga warna dieng, dan keindahan alam lain yang tidak bisa saya ungkapkan. 
Foto Milik Ahmad Roqib


Danau telaga warna sungguh indah dipandang diatas ketinggian ini, saya berharap keindahan keindahan yang masih alami ini bisa disebarkan ke orang luar sehingga banyak orang yang bisa menikmatinya.
Foto Milik Ahmad Roqib


Sedikit Tips dari Saya
Jika anda ingin berwisata ke dieng atau mendaki ke gunung prahu, persiapkan terlebih dahulu apa saja yang akan anda bawa, dan wisata-wisata didaerah mana saja yang akan anda kunjungi, karena sebenarnya tidak hanya lokasi diatas gunung prahu saja yang pemandangan alamnya berikut adalah daftarnya: 
  • Taman Wisata Alam Telaga Warna, Telaga Pengilon, Komplek Pertapaan Mandala Sari
  • Obyek Wisata Alam Kawah Sikidang
  • Obyek Wisata Komplek Candi Arjuna
  • Dieng Plateau Theater
  • Sumur Jalatunda
  • Batu Ratapan Angin
  • Bukit Sikunir ( Spot Golden Sunrise )
  • Tuk Bima Lukar ( Mata Air Awet Muda )
  • Candi
Sungguh sangat disayangkan jika anda datang dari jauh tidak menikmati semua keindahan-keindahan ini dan sebaiknya jika anda ingin berwisata kesini jangan diwaktu musim hujan karena anda bisa dipastikan tidak akan mendapatkan gambar yang bagus.

Sekian celotehan saya ini dan semoga bermanfaat untuk anda yang ingin berkunjung ke Jawa Tengah, jika ada pertanyaan mengenai Dieng dan wisata Jawa Tengan anda bisa berkomentar dibawah ini.

Jangan lupa dishare ya .......? 
Terimakasih sebelumnya sudah menyempatkan share.
Read More... http://note-adventure.blogspot.com/

Tari Topeng di Jalan Braga Bandung
















Tidak sengaja waktu itu, ketika aku dan sahabatku berwisata ke bandung dan sore itu menyempatkan diri berjalan sambil jepret sana jepret sini di jalan braga Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung, Indonesia. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan obyek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java. eh tiba tiba datang mobil menurunkan soundsistem dan orang memakai topeng ini, sungguh indah tariannya dan dilakukan oleh orang yang profesional waktu itu juga sempat merekam dan berwawancara dengan orangnya ternyata mereka sedang mempromosikan kesenian tari topeng yang sedah langka itu agar masyarakat kenal lagi bahwa kesenian indonesia tidak hanya itu-itu saja namun juga tari topeng yang melegenda ini.

Jalan braga di bandung tidak jauh berbeda dengan kota lama yang ada di semarang, kawasan ini sangat unik cocok untuk pre wedding dan foto foto disore hari, namun terkadang jalan ini macet jika disore hari apalagi jika hari minggu atau hari lubur besar.

Lingkungan Jalan Braga Bandung
Di sisi kanan kiri Jalan Braga terdapat kompleks pertokoan yang memiliki arsitektur dan tata kota yang tetap mempertahankan ciri arsitektur lama pada masa Hindia Belanda. Tata letak pertokoan tersebut mengikuti model yang ada di Eropa sesuai dengan perkembangan kota Bandung pada masa itu (1920-1940-an) sebagai kota mode yang cukup termasyhur seperti halnya kota Paris pada saat itu. Di antara pertokoan tersebut yang masih mempertahankan ciri arsitektur lama adalah pertokoan Sarinah, Apotek Kimia Farma dan Gedung Merdeka (Gedung Asia Afrika yang dulunya adalah gedung Societeit Concordia). Model tata letak jalan dan gedung gedung pertokoan dan perkantoran yang berada di Jalan Braga juga terlihat pada model jalan-jalan lain di sekitar Jalan Braga seperti Jalan Suniaraja (dulu dikenal sebagai Jalan Parapatan Pompa) dan Jalan Pos Besar (Postweg)('sekarang Jalan Asia-Afrika') yang dibangun oleh Gubernur Jendral Herman Willem Daendels pada tahun 1811, di depan Gedung Merdeka.

Sejarah Jalan Braga
Awalnya Jalan Braga adalah sebuah jalan kecil di depan pemukiman yang cukup sunyi sehingga dinamakan Jalan Culik karena cukup rawan, juga dikenal sebagai Jalan Pedati (Pedatiweg) pada tahun 1900-an. Jalan Braga menjadi ramai karena banyak usahawan-usahawan terutama berkebangsaan Belanda mendirikan toko-toko, bar dan tempat hiburan di kawasan itu seperti toko Onderling Belang. Kemudian pada dasawarsa 1920-1930-an muncul toko-toko dan butik (boutique) pakaian yang mengambil model di kota Paris, Perancis yang saat itu merupakan kiblat model pakaian di dunia. Dibangunnya gedung Societeit Concordia yang digunakan untuk pertemuan para warga Bandung khususnya kalangan tuan-tuan hartawan, Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran dan lain-lain di beberapa blok di sekitar jalan ini juga meningkatkan kemasyhuran dan keramaian jalan ini.

Namun sisi buruknya adalah munculnya hiburan-hiburan malam dan kawasan lampu merah (kawasan remang-remang) di kawasan ini yang membuat Jalan Braga sangat dikenal turis. Dari sinilah istilah kota Bandung sebagai kota kembang mulai dikenal. Sehingga perhimpunan masyarakat warga Bandung saat itu membuat selebaran dan pengumuman agar "Para Tuan-tuan Turis sebaiknya tidak mengunjungi Bandung apabila tidak membawa istri atau meninggalkan istri di rumah".

Di beberapa daerah dan kota-kota yang berdiri serta berkembang pada masa Hindia Belanda, juga dikenal nama jalan-jalan yang dikenal seperti halnya Jalan Braga di Bandung seperti Jalan Kayoetangan di kota Malang yang juga cukup termasyhur dikalangan para Turis terutama dari negeri Belanda juga Jalan Malioboro di Yogyakarta dan beberapa ruas jalan di Jakarta. Namun sayangnya nama asli jalan ini tidak dipertahankan atau diubah dari nama sebelumnya yang dianggap populer seperti halnya Jalan Kayoetangan di kota Malang diganti menjadi Jalan Basuki Rahmat.

Disekitar Jl Braga banyak terdapat seniman seniman lukis, dan kerajinan tangan disana juga ada rumah makan yang murah.

Read More... http://note-adventure.blogspot.com/